The Rise of Vito
Vito kecil bersama keluarganya pindah dari Sicili (Italia) ke Empire Bay, salah satu kota terbesar di Amerika Serikat. Jangan mencari di mana itu Empire Bay karena ini merupakan kota fiksi dunia Mafia II yang didasarkan dari New York. Keluarga Vito pindah karena percaya bahwa Amerika adalah negara yang bisa memberi mereka peluang menggapai mimpi tanpa tahu bahwa Amerika juga bisa menjadi negara yang ‘kejam’. Tak lama kemudian ayah Vito bekerja sebagai buruh kasar dan Vito terlibat dalam kejahatan-kejahatan kriminal kecil diajak oleh sahabatnya Joe.
Suatu saat dalam aksinya Vito tertangkap oleh polisi dan dimasukkan dalam wajib militer karena berkobarnya Perang Dunia II. Dalam perang tanpa sengaja Vito tertembak dan dipulangkan sementara ke Empire Bay untuk beristirahat. Tak disangka, sang sobat lama Joe mulai masuk serius dalam dunia mafia dan berhasil mencarikan Vito surat-surat rekomendasi kesehatan palsu supaya ia tak perlu lagi ikut dalam perang. Sebagai gantinya, Joe justru menawarkan Vito kembali ke dalam dunia kriminal yang langsung disetujui oleh sang Scaletta muda.
Sebagai Vito kamu akan mulai merangkak dan mengerjakan tugas-tugas untuk para bos-bos mafia besar. Bisakah kamu menguasai Empire Bay sebagai milikmu nantinya?
Beberapa review yang saya baca mengatakan kalau kisah dalam Mafia II terinspirasi kisah-kisah gangster atau mafia terkenal seperti The Godfather Trilogy, Scarface, sampai Road to Perdition. Saya pribadi jarang menonton film gangster / mafia / triad / yakuza dan sejenisnya sehingga kurang tahu benar atau tidak. Yang pasti Mafia II tidak saya anggap memiliki jalan cerita lebih baik dibanding game-game freeroaming lain. Saya suka dengan karakter Vito dan Joe, tetapi di luar mereka berdua dan satu dua karakter tambahan, game ini terlalu banyak memperkenalkan karakter yang muncul hanya satu dua kali sebelum hilang atau terbunuh sehingga sulit menginvestikan perasaan saya kepada mereka.
Empire Bay, The Heaven of Crime
Sepertinya mengatakan kalau game ini sandbox freeroaming ala GTA kurang tepat. Memang kamu bisa mengelilingi kota Empire Bay semaumu, kamu juga bisa menuju ke membeli baju, senjata, bensin, dan segala macam keperluan lain. Seperti kebanyakan game freeroaming lainnya, kamu juga bisa ‘mengambil’ mobil-mobil yang di jalanan, baik yang tengah diparkir maupun yang kamu rebut dari pengendara di tengah jalan. Hanya saja Mafia II tidak memberikan kamu kebebasan untuk mengeksplorasi kota Empire Bay semaumu melainkan sangat linear bergantung pada cerita.
Cerita dalam Mafia II terbagi dalam 15 chapter yang tiap chapternya rata-rata bisa diselesaikan dalam 1 jam. Sayangnya developer 2K Czech kurang bisa menyeimbangkan unsur penceritaan (misi-misi wajib) dan freeroaming (sidequest) bagi gamer. Saya malahan bisa bilang kalau Mafia II tidak punya sidequest sama sekali. Setiap chapter dibuka dengan misi wajib yang diberikan oleh bosmu, atau sesuatu yang harus kamu lakukan karena berhubungan dengan cerita. Kamu tidak punya ‘kebebasan’ melakukan tindak kriminalitas yang kamu inginkan.
Contohnya di awal permainan kita sebenarnya diperkenalkan pada seorang penadah mobil. Tadinya saya harap saya bisa mencuri-curi mobil untuk kemudian membawa mobil tersebut kepada si penadah untuk menambah pundi-pundi uang simpanan. Ternyata tidak bisa tuh (kecuali di momen-momen tertentu di saat game memperbolehkannya). Begitu juga ketika saya diperkenalkan pada seorang bos baru dalam Mafia II, saya sering mencoba ke sana ketika senggang tetapi lagi-lagi sang NPC tidak melakukan apa-apa selain menyapa saya dan mengatakan tidak punya pekerjaan untuk saya. Toh saya juga bingung mau apa dengan uang yang kudapat karena selain membeli senjata, baju, membetulkan mobil, atau terkadang menyogok polisi saya tidak bisa melakukan apapun dengannya. Tidak ada rumah-rumah yang bisa dibeli untuk menjadi safehouseku sehingga sering saya harus menyetir dari ujung kota ke ujung kota lain hanya untuk sampai ke misiku tanpa bisa mensave.
Kalau kalian pemain GTA yang terbiasa dengan banyaknya hal yang bisa dilakukan seperti menarik penumpang dengan taksi, memburu kriminal dengan mobil polisi, bahkan melakukan stunt-stunt sinting, lagi-lagi kalian boleh gigit jari karena tidak satupun hal itu yang ditawarkan oleh Mafia II. Praktis satu-satunya bonus content yang diberikan olehnya adalah 50 gambar wanita telanjang dari majalah Playboy era 1940-1950an. Ya, saya tidak bercanda. Kalau ada nilai positif terbesar yang bisa saya berikan untuk Mafia II, itu pastilah saya berikan pada collectiblesnya.
Setidaknya untuk unsur realistis, Mafia II memenuhi janjinya – walau tidak berarti sempurna juga. Apabila mobilmu mengalami tabrakan dan ditembaki, kini kamu bisa terluka, sesuatu yang cukup mengagetkan dan membuatku harus beradaptasi mengingat game-game GTA dulu (saya memainkan semua seri GTA sesudah GTA III dengan perkecualian GTA IV) tidak begitu. Kemudian kalau mobilmu telah mengalami kerusakan sangat parah maka ia akan mogok dan harus kamu beri perbaikan sementara untuk bisa berjalan lagi. Beberapa tambahan ini memang membuat game realistis, tetapi saya tidak merasa bahwa sebuah game harus seratus persen realistis berarti bagus. Malahan saya merasa Mafia II terlalu bertele-tele dalam gameplaynya. Melewati lampu merah dan dikejar polisi misalnya. Duh, kalau saya mau mematuhi peraturan lalu lintas saya melakukannya di jalan sungguhan oi! Bukan di dunia game! Itu overrealistic, and it’s annoying! Daripada seperti itu bagaimana kalau menambahkan gameplay berenang buat Vito? Atau membiarkan dia melompat keluar dari mobil ketika tengah melaju?
Terakhir adalah unsur shooting dalam game ini, saya merasa bahwa ini aspek gameplay terbaiknya. Setiap sekuens tembak menembak dalam game ini intens dan menegangkan. Saya dulunya menilai bahwa The Saboteur merupakan game freeroaming yang memiliki aspek shooting terbaik tapi setelah memainkan game ini, Mafia II mengambil kehormatan itu. Kamu bisa bersembunyi di balik mobil sebelum menembak. Tembakanmu yang meleset dan mengenai mobil maupun tembok menimbulkan kerusakan yang kentara. Kamu juga bisa menembak lampu untuk memadamkan ruangan, berguna untuk membingungkan musuh akan letak posisimu.
So my verdict is… Mafia II jelas bukan game freeroaming yang bisa menyaingi franchise GTA. Ia lebih seperti game setengah jadi yang langsung dilempar ke massa dengan mengandalkan nama besar saja. Kalau kamu bukan penggemar kisah-kisah mafia, game ini tak wajib masuk dalam daftar bermainmu.
Final Verdict
Gameplay: 5.0
Cukup dua kata: terlalu linear.
Cukup dua kata: terlalu linear.
Graphic / Sound: 8.0
Empire Bay memang kota yang mengagumkan dan kaya akan detail. Juga kamu bisa menikmati dua musim yang berbeda di kota ini: musim salju dan musim semi / panas. Efek hancurnya dinding atau kaca yang ditembak juga keren. Untuk musiknya kurang cocok bagi telinga saya yang kebetulan lebih suka musik tahun 80an. Begitu pula stasiun radio yang iklan-iklannya kalah lucu atau kontroversial dibandingkan GTA.
Empire Bay memang kota yang mengagumkan dan kaya akan detail. Juga kamu bisa menikmati dua musim yang berbeda di kota ini: musim salju dan musim semi / panas. Efek hancurnya dinding atau kaca yang ditembak juga keren. Untuk musiknya kurang cocok bagi telinga saya yang kebetulan lebih suka musik tahun 80an. Begitu pula stasiun radio yang iklan-iklannya kalah lucu atau kontroversial dibandingkan GTA.
Play Time: 5.0
Setelah kamu menamatkan campaign mode, satu-satunya alasan untuk mau memainkan game ini lagi adalah mengumpulkan obyek-obyek majalah Playboy yang kelewatan… dan menunggu expansion pack / DLC terbaru yang dirilis.
Overall: 6.0