Selamat datang di Fortune City di mana para orang mati bangkit kembali. Setelah zombie outbreak yang terjadi di Dead Rising pertama, sekarang sebuah outbreak lain kembali terjadi di Fortune City – yang merupakan replika dari Las Vegas, kota judi nomer satu dunia. Dengan segepok uang dan puluhan ribu zombie berkeliaran, bisakah kamu menyelamatkan dirimu dan para survivor lainnya sekaligus membersihkan nama baikmu?
The Zombies Are Rising
Sebelum memainkan game ini perlu diketahui bahwa Capcom merilis prolognya berjudul Case Zero dalam bentuk downloadable content. Di sana dikisahkan seorang pembalap bernama Chuck Greene kehilangan istrinya menjadi zombie dan anak putrinya tergigit. Beruntung Chuck masih berhasil meloloskan diri. Dan waktu pun bergerak sampai pada awal game Dead Rising 2.
Di sini Chuck menjadi pembalap dalam sebuah reality show bernama Terror is Reality (I know, I know… it’s lameeee) di mana ia menaiki motor sambil membantai para zombie. Chuck sendiri sebenarnya tidak menyukai permainan reality show super kejam itu tetapi terpaksa melakoninya demi mendapatkan uang membeli Zombrex untuk anaknya. Apa itu Zombrex? Zombrex adalah sebuah obat yang bisa dipakai untuk mencegah seseorang berubah menjadi zombie. Bila kamu terinfeksi virus zombie, gunakan Zombrex setiap 24 jam untuk mencegahmu berubah menjadi para makhluk haus darah tersebut.
Nah, seperti yang bisa diduga, bermain-main dengan maut jelas memiliki resiko. Outbreak pun terjadi. Para zombie meloloskan diri dan menghabisi para manusia di sana. Kecuali beberapa survivor yang terserak di seluruh kota, semua telah tewas atau lebih buruknya lagi, berubah jadi zombie. Untung bagi Chuck dan putrinya, keduanya berhasil sampai di bunker pengaman dengan selamat. Tapi itu bukan akhir dari masalah Chuck. Katey putrinya memerlukan Zombrex setiap 24 jam sekali untuk mencegahnya berubah jadi zombie. Dan tidak hanya itu, sebuah tayangan di TV menyatakan Chuck Greene lah sosok yang bertanggung jawab akan terjadinya outbreak!
Chuck jelas kaget bukan kepalang. Ia sadar seseorang menjebaknya dan ia harus mencari tahu jawabannya di luar sana – walau harus melewati lautan zombie sekalipun!!! *cue the heroic music*
Everything Is A Weapon… Everything!
Sebagaimana halnya Dead Rising pertama, semua barang bisa kamu pakai sebagai senjatamu. Mengingat kamu berada di lokasi yang jauh lebih luas ketimbang game pertamanya, variasi senjatamu pun kian bertambah. Kamu punya senjata aneh seperti chip kasino sampai senjata hardcore macam gergaji mesin. Tidak hanya itu, Capcom kali ini memperkenalkan fitur kombinasi senjata. Kamu bisa mendapatkan kartu senjata dan menggabungkan dua senjata berbeda menjadi satu senjata yang baru. Hampir setiap senjata baru ini kreatif seperti menggabungkan pemukul baseball dan paku memberimu pemukul baseball dengan duri. Favorit saya pribadi adalah kombinasi untuk mendapatkan Rocket Launcher karena berbeda dengan Rocket Launcher di Resident Evil, franchise Capcom lain yang juga berkaitan dengan zombie. Apa saja gabungan untuk mendapatkan Rocket Launcher? Mainkan saja sendiri ya…
Nah, Fortune City ini adalah sebuah kota yang luar biasa besarnya sehingga hampir-hampir mustahil rasanya kamu bisa menjelajahi keseluruhannya dalam sekali main – apalagi karena Capcom melempar segudang misi kepadamu. Misi dalam game ini bisa terbagi dalam dua jenis: misi utama cerita dan misi sampingan. Misi utama cerita biasanya berkaitan dengan investigasi Chuck mengenai siapa yang telah mencoreng namanya dan pencarian Zombrex buat Katie. Akan tetapi justru misi sampinganlah yang mendominasi porsi permainanmu hingga sekitar 70%. Misi sampingan ini lagi-lagi terbagi dalam dua jenis: menyelamatkan survivor dan melawan psikopat. Saat zombie outbreak terjadi, beberapa orang masih sempat selamat dan meminta pertolongan kepada Chuck. Kamu harus bisa secepatnya ke sana, berkomunikasi dengan mereka, lalu menuntun mereka kembali ke Safe House. Setiap misi memiliki masa aktifnya dan bila kamu terlambat, para survivor tersebut sudah keburu tewas dilahap zombie. Yang kedua adalah pertarungan psikopat atau boss. Di tengah zombie outbreak pun banyak orang menjadi sinting karena tidak kuat menahan stress dan mereka-mereka ini justru menjadi sosok yang lebih berbahaya ketimbang para zombie. Kebanyakan pertarungan boss ini memorable karena mereka jauh – jauh lebih sulit bahkan dibandingkan dengan boss yang harus kamu hadapi di misi-misi utamamu.
Lantas kenapa kamu mau repot-repot melawan para psikopat dan menyelamatkan para survivor? Jawabannya adalah demi mendapatkan PP. Dead Rising 2 ini bukan sekedar game action adventure karena ia juga memiliki bumbu RPG di dalamnya. Membunuh zombie, melawan boss, menyelamatkan survivor semuanya memberimu bonus PP yang nantinya berfungsi menaikkan levelmu. Level yang semakin tinggi berarti kamu bisa berlari lebih cepat, memiliki stamina yang lebih banyak, sampai tenaga serangan lebih kuat. Karena itu Dead Rising 2 menjadi satu dari sedikit game yang saya tidak peduli kalau mati – karena itu memberiku kesempatan mengulangi game ini lagi dengan mempertahankan level lamaku. Hitung-hitung sampai saya menamatkannya saya mengulang game ini sampai enam kali!
Dead Everywhere!
Kalau bicara soal tajam tidaknya kualitas grafis Dead Rising 2 mungkin kalah dengan game-game kelas atas PC lainnya. Tapi jangan salah, mereka menebusnya kualitas dengan kuantitas. Area yang bisa kamu jelajahi di Dead Rising 2 sangat – sangat luas dan mencakup beberapa mall, kasino, hotel, sampai arena bawah tanah. Singkatnya, kamu seperti berkelana di sebuah kota kecil sendiri! Begitu pula zombie yang harus kamu hadapi bejibun banyaknya dan detailnya sangat diperhatikan. Ada zombie polisi, ada zombie gendut, ada zombie wanita, zombie stripper, berbagai macam varian zombie semua hadir di sini.
Musiknya juga terbilang keren dengan campuran techno di saat-saat tertentu. Kalau cutscene dan ceritanya memang terbilang over-the-top, ah tapi bukankah itu sudah jadi ciri khas Capcom? Setidaknya belum separah Resident Evil 5 deh over-the-topnya.
So my verdict is… bila kamu menggemari film zombie seperti Dawn of the Dead, Dead Rising 2 adalah game yang harus kamu mainkan. Ia sadis, lucu, penuh sindiran satire, dan mengandung segudang homage untuk film-film zombie. George A. Romero would be proud with this game.
Final Verdict
Gameplay: 8.5
Beberapa fitur dari Dead Rising pertama seperti memoto obyek dihilangkan. Saya juga kecewa beberapa episode prolog dan epilog konon mau dirilis Capcom secara terpisah dalam bentuk Downloadable Content. Tapi secara keseluruhan this is a solid game. Kalau kamu suka Dead Rising pertama, besar kemungkinan kamu bakalan menyukai game ini karena gameplay utamanya sama saja. Oh ya, selain game utamanya kamu bisa bermain Terror Is Reality online bahkan berkooperasi dengan pemain lain dalam Co-Op mode.
Beberapa fitur dari Dead Rising pertama seperti memoto obyek dihilangkan. Saya juga kecewa beberapa episode prolog dan epilog konon mau dirilis Capcom secara terpisah dalam bentuk Downloadable Content. Tapi secara keseluruhan this is a solid game. Kalau kamu suka Dead Rising pertama, besar kemungkinan kamu bakalan menyukai game ini karena gameplay utamanya sama saja. Oh ya, selain game utamanya kamu bisa bermain Terror Is Reality online bahkan berkooperasi dengan pemain lain dalam Co-Op mode.
Graphic / Sound: 8.5
Kelemahan dalam kualitas ditutupi dengan kuantitas. Segudang outfit, segudang senjata, segudang zombie. Nuff said.
Kelemahan dalam kualitas ditutupi dengan kuantitas. Segudang outfit, segudang senjata, segudang zombie. Nuff said.
Play Time: 9.5
Banyak sekali hal-hal kecil yang bisa kamu lakukan dengan game ini walaupun sudah menyelesaikan semua misi utama dan sampingannya (itu saja bisa makan waktu kurang lebih 10 jam – belum lagi kalau kamu mengulang-ulang gamenya sepertiku). Grinding buat menaikkan level Chuck, bereksperimen dengan senjata-senjata baru, dan menjelajahi Fortune City adalah pengalaman tersendiri yang tak terlupakan.
Banyak sekali hal-hal kecil yang bisa kamu lakukan dengan game ini walaupun sudah menyelesaikan semua misi utama dan sampingannya (itu saja bisa makan waktu kurang lebih 10 jam – belum lagi kalau kamu mengulang-ulang gamenya sepertiku). Grinding buat menaikkan level Chuck, bereksperimen dengan senjata-senjata baru, dan menjelajahi Fortune City adalah pengalaman tersendiri yang tak terlupakan.